Percakapan Julia dan Nino

Julia memegang mug berisi susu coklat dinginnya dengan hati-hati dan meletakkannya di atas meja. Mejanya  tidak penuh, tapi tidak juga rapi. Cukup untuk bekerja, menaruh gelas susu coklatnya, mouse, buku catatan, mangkuk sereal, dan benda-benda lain yang penting (baginya). Seperti biasa, pagi ini Julia akan memulai harinya dengan membuka laptop, membaca berita, meminum susu coklat, memakan sereal tanpa susu, dan menelepon seseorang sambil menaikkan kaki kanannya. Kebiasaan yang sulit diubah. Ia meraih ponselnya dan mulai mencari kontak yang ia rasa perlu dihubungi pagi ini. Orang yang dihubungi Julia setiap pagi tidak pernah berubah.

"Halo? Juls!!" Kata orang di seberang.
"No! Kamu udah bangun kan? Ah ya pasti kamu udah bangun sih. Kamu selalu bangun lebih pagi dari aku"
"Bukan gitu. Kamu yang memang bangunnya siang"
"No, kemarin sore aku deg-degan. Rasanya gak enak" Kebiasaan Julia, beralih ke topik lain dengan cepat.
"Minum kopi pasti"
"Iya" Jawab Julia sambil sebentar-sebentar memasukkan sereal keringnya ke mulut.
"Tapi akhir-akhir ini aku gak pernah deg-degan lagi minum kopi,No. Semalam aku telponan sama temanku, aku begadang. Ya aku ngantuk. Aku bikin kopi akhirnya"
"Hanya karena kopi perasaan ngga enaknya?"
"Iya"
"Bohong"
"Sebenarnya karena... aku lagi gelisah juga. Aku kangen orang dan aku panik temanku lagi sedih, No"
"Terus kamu minum kopi"
"Ya biar aku bisa melek, bisa lanjut bekerja. Tapi selama kerja.."
"Juls, aku mau pipis dulu"
"No, dengerin dulu. Selama kerja aku degdegan. Gak enak banget rasanya"
"Juls, aku harus pipis"
"Nino"
"Juls, waktu kamu kangen dan panik itu, solusinya harusnya kamu tidur. Karena semalam kamu kurang tidur. Tapi malah kamu tahan pake kopi. Badan kamu marah"
"No, apa kamu bilang ini sambil pipis?"
"Iya, kamu bicara gak bisa berhenti"
Julia membenarkan ucapan Nino dalam hati.
"No, menurut kamu, kenapa orang-orang saat sedih inginnya menghilang"
"Karena dia gak ingin sedih lagi"
"Kenapa menghilang?"
"Menghilang maksudnya gimana, sih?"
"Menghiilang, No!! Aku punya banyak teman, mereka semua hilang saat lagi sedih. Gak bisa kuhubungi, gak kulihat dimana-mana. Mereka hilang kayak habis di snapped sama Thanos! Apa aku yang bikin sedih? Tapi aku tau alasan mereka sedih. Bukan aku. Apa mereka akan tambah sedih saat ngobrol sama aku?"
"Bukan" Suara Nino mengecil.
"No, kamu lagi bikin roti gandum isi selai kacang ya pasti? suara kamu kecil. Tapi kedengeran"
"Yap."
"Kenapa bukan, No?"
"Bukan apa?"
"Kenapa bukan tambah sedih saat ngobrol sama aku?"
"Iya, bukan itu alasannya. Mereka gak ingin pikiran mereka yang sudah penuh itu dipenuhin hal lain dari orang lain. Mereka lagi mikir"
"Tapi aku yang jadi sedih karena mereka hilang"
"Kamu egois. Kamu mikirin kamu sedih, padahal mereka butuh sendiri"
"Iya aku egois"
Nino dan Julia terdiam menikmati sarapan mereka masing masing.
"No, apakah mereka egois juga? Mereka juga mikirin diri mereka saat tau orang lain ada yang sedih karena mereka menghilang"
"Mereka butuh , sementara kamu menuruti ego. Itu makanya namanya ego dan ist, egoist. Mementingkan ego"
"kalau aku butuh mereka? Apakah mereka gak menuruti ego?"
"Maasalah mereka lebih berat"
"No, kata orang, gaada masalah yang gak berat. Apa mereka menuruti ego?"
"Oke, semua orang egois kalau begitu"
Julia terdiam sejenak Otaknya tidak sampai. Walau ia masih ingin menanyakan beberapa hal.
"Nino..."
"ya.. "
"Gak apa-apa. Aku ngecek apa kamu masih disana"
"Masih.."
"Aku gak ngerti, No"
"Jul, kamu pernah menghilang?"
"Aku rasa.. nggak"
"Pernah. Waktu kamu jalan-jalan bulan Juli. Waktu itu kamu gak bisa dihubungi. Gak update apapun."
"Ohya.. aku hilang waktu itu"
"Kenapa?'
"Ingin. Rasanya gak mau ketemu orang"
"Walau orang itu gak bikin masalah sama kamu?"
"ya"
"Teman kamu khawatir diisini?"
"Nggak.. aku  bilang ke mereka kalau aku ingin hilang"
"Ya, kamu bilang, tapi mereka khawatir. Apa rasanya pas hilang?"
"Aku tenang"
"Tapi apa kamu mikirin teman-teman yang khawatir disini?'
"Nggak! Aku egois ya? Nah kan, berarti dua pihak disini, baik aku, baik temanku, dua duanya egois"
"Julia, keran jangan lupa dimatiin"
Julia tergesa menuju kamar mandi dan mematikan kerannya yang menyala.
"Kamu masih hafal kebiasaanku ya, No. Udah lama banget sejak terakhir kamu nginep disini"
"Juls, berapa banyak teman kamu yang hilang?"
"hm.. banyak. Saat ini mungkin sekitar tiga. Aku tanya teman mereka yang lain, mereka juga tidak dapat kabar. Mereka juga menghilang dari mereka"
"Oke, kamu mulai bicara gak jelas"
"Maksudku, tiga orang yang sedih kemudian menghilang itu bukan hanya hilang dihadapanku, tapi juga dihadapan teman mereka yang yang lain"
"Jul.. Apakah egois itu buruk?"
"Egois kayaknya maknanya memang negatif, deh. Mementingkan ego kan?"
"Ego itu pasti ada tiap manusia kan, Jul?"
"Iya"
"Apakah ego buruk?'
"Jujur aku gak tau. Menurut kamu?"
"Aku juga gak tau. Tapi entah gimana, ego menurutku ada yang baik ada yang buruk"
"No, aku gak ngerti"
"Weekend ini kamu kemana dan ngapain?"
"Gak punya rencana"
"Oke aku kasih rencana"
"Apa?"
"Mandi, habis itu kamu nonton dan kemudian tidur sepanjang hari"
"Kenapa harus gitu?"
"Biar santai"
"No.. kalau aku mau ke minimarket beli makanan untuk kucingku dulu boleh?"
"Tentu boleh"
"No, aku tutup ya. Aku mau mandi"
"Iya. Jangan lupa beli makanan kucing"


Komentar

Postingan Populer